02 January
“Whenever you find
yourself in the side of majority. It is time to pause and reflect”
“Jika anda menemukan
diri anda berada di antara orang kebanyakan, itulah saatnya anda berhenti
sejenak dan berpikir”
Tuhan menciptakan
kita sebagai salah satu mahluk yang paling sempurna yang ada di dunia ini. Saya
ingin mengajak anda bereksperiemen sejenak dengan hal berikut ini. Untuk
beberapa menit kedepan saya ingin anda sepenuhnya berkonsentrasi terhadap instruksi
berikut ini.
Think! Coba
perhatikan bagaimana otak dan pikiran anda bekerja saat ini. Berhenti sejenak.
Bagaimana ia membawa anda ke berbagai ide, memori, gagasan dan pemikiran yang
melompat-lompat dengan liar dan sulit untuk dikendalikan. Saat anda melakukan
latihan ini, muncul kegelisahan untuk segera melanjutkan membaca tulisan saya.
Jangan, saya hanya meminta anda berhenti sejenak total dari segala aktifitas
anda.
Kemudian, pejamkan
mata anda, rasakan darah mengalir dalam setiap kujur tubuh anda, dimulai dari
ujung jari kaki anda, mengalir melalui kaki anda, melalui bagian perut, dada,
leher, sampai ke kepala anda. Rasakan setiap embusan nafas yang anda ambil,
tarik, keluarkan. Betapa menakjubkan bukan?
Ada satu bagian
penitng yang bisa anda kenali sejenak, NURANI. Panggilan hati anda yang
memanggil-manggil melalui jiwa anda, mengatakan sesuatu kepada anda tentang apa
yang benar, apa yang salah, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan. Alam bawah sadar anda.
Pada dasarnya
semua bagian tubuh biologis kita memiliki kesamaan persis. Kita mempunyai DNA,
jantung, hati, kaki, tangan, otak dan lainnya. Tapi suara-suara dalam diri kita
juga memiliki kesamaan, ia selalu memanggil-manggil kita untuk melakukan suatu
tugas besar yang telah dititipkan sang Pencipta. Itulah suara bathin dan nurani
anda.
Kehidupan kita
memberikan banyak sekali tantangan untuk kita bisa mewujudkan apa yang
disuarakan oleh nurani tersebut. Dan sayangnya, nurani tersebut selalu
bertentangan dengan tindakan kita. Bukannya tunduk, mengikhlaskan dan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada suara tersebut, kita malah berperilaku
secara reaktif. Melemparkan kehidupan kita kedalam hari-hari dan rutinitas yang
biasa.
Kita punya nurani,
kehendak dan kemampuan untuk berhenti sejenak. Untuk secara sadar memikirkan
tindakan apa yang akan kita ambil dan mengetahui konsekuensi dari setiap
tindakan yang kita ambil.
Di saat kebanyakan
orang masih tertidur lelap dengan nyenyak di pagi buta, kita sebaiknya berhenti
sejenak dan mengambil jalan yang berbeda, memaksakan diri untuk bangun jam
empat pagi, berdo’a, berolahraga, dan mulai mengerjakan pekerjaan penting.
Di saat kebanyakan
orang-orang menghabiskan waktu melakukan hal yang tidak produktif, kita
sebaiknya berhenti dan mengambil jalan yang berbeda, jalan bekerja dan
menghasilkan.
Di saat kebanyakan
orang-orang saat mendapatkan uang, mereka langsung membeli barang-barang yang
tidak dibutuhkan, kita sebaiknya berhenti sejenak dan mengambil jalan yang
berbeda, menyisihkan dan menginvestasikan.
Di saat kebanyakan
orang-orang bangga dengan pekerjaan dan jabatan mereka lalu lupa meningkatkan
diri, kita sebaiknya berhenti sejenak dan mengambil jalan yang berbeda, selalu
belajar, mengupgrade diri dan meningkatkan keahlian.
Di saat kebanyakan
orang hanya menginginkan mengambil jalan pintas dan jalan bermalas-malasan,
kita sebaiknya berhenti sejenak dan mengambil jalan yang berbeda, kita
melanjutkan bekerja keras dan berikhtiar.
Di saat kebanyakan
orang-orang takut kepada pekerjaan dan atasannya lantas melupakan sholat, kita
sebaiknya berhenti sejenak dan mengambil jalan yang berbeda, kita berdiri tegak
dan kokoh dan melaksanakan sholat.
Di saat kebanyakan
orang setelah kaya tergoda untuk bermain perempuan dan mengkhianati
pernikahannya, kita sebaiknya berhenti sejenak dan mengambil jalan yang
berbeda, tetap setia kepada pasangan kita.
Di saat kebanyakan
orang mulai menjalani hidup individualistis, kita sebaiknya berhenti sejenak
dan mengambil jalan yang berbeda, mengajak orang lain untuk bersinergi dan
saling membantu.
Nurani itu selalu
memanggil kita untuk melakukan yang benar. Bukan jalan pintas, tapi jalan yang
jarang dilalui banyak orang. Hakikat kita sama, namun setiap tindakan kecil
yang kita lakukan setiap hari, itulah yang menjadi pembeda. Pilihan dari setiap
keputusan konsisten yang kita ambil setiap hari itulah yang menciptakan
perbedaan.
Tidak akan ada
yang berubah pada diri anda, anda tetaplah anda. Namun, bagaimana lima tahun
kemudian? Sepuluh tahun kemudian? Berhentilah sejenak. Think.
Kapan waktu
terbaik menanam pohon? Tiga puluh tahun lalu? Lalu bagaimana jika tiga puluh
tahun lalu itu sudah terlewati? Sekarang lah waktu terbaik menanamnya.