Senin, 10 Oktober 2016

Orang Terkaya Di Jakarta Barat

Hasil gambar untuk richest man in babylon


Cerita di bawah ini saya adaptasi dari sebuah buku karya klasik, The Richest Man in Babylon yang ditulis tahun 1926. Saya adaptasi dan ringkas sehingga mudah-mudahan bisa lebih mudah dicerna untuk teman-teman semua..

Jakarta adalah kota metropolitan, tempat hampir semua orang datang untuk mengadu nasib, mencari dan mengumpulkan kekayaan melalu berbagai cara. Di suatu pojok kota, duduk seorang buruh bangunan yang bernama Munir. Ia duduk memandangi perkakas kerja yang dimilikinya sambil berpikir kenapa hidup begitu sulit, ia bekerja begitu keras, namun kenapa ia masih miskin.

Saat duduk termenung, ia didatangi oleh Ahmad, seorang pedagang dan loper koran di lampu merah yang menyapanya dengan ceria dan gembira. Ahmad bertanya apakah mungkin ia bisa meminjam uang sebesar Rp.100.000,- dalam jangka waktu 2 hari saja. Ahmad sangat membutuhkan uang tersebut untuk bisa membayar biaya sekolah anaknya. Munir menjawab, bahwa ia akan sangat merasa beruntung jika memiliki uang sebesar itu dan seandainya pun ia memilikiya ia tidak akan meminjamkannya karena pastinya uang itu masih dia butuhkan untuk membiayai kebutuhan hidupnya.

Ahmad kaget mendengar jawaban Munir, karena selama ini ia berpikir Munir memiliki sejumlah uang yang banyak, dan selama ini ia mengamati bahwa Munir banyak menghabiskan waktu nya hanya duduk dan melamun.

Munir menjelaskan kepada Ahmad bahwa apa yang ia lakukan selama ini justru hasil dari kekecewaannya karena tidak banyak mendapat order pekerjaan dan kesedihannya karena merasa harapan yang ia miliki sangat jauh dari kenyataan.

Mereka berdua berbicara tentang nasib dan kehidupan masing-masing dan menghitung jumlah uang yang telah mereka kumpulkan selama ini tidaklah sebanding dengan kerja keras yang mereka telah habiskan serta kenapa Tuhan begitu tidak adil kepada mereka.

Sambil berdiskusi, mereka memandangi beberapa orang kaya, karyawan kantoran yang digaji mahal, pebisnis dan pengusaha lalu lalang di hadapan mereka. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mencari tahu apa rahasia mengumpulkan kekayaan dari seorang saudagar paling kaya di Jakarta Barat yang bernama Haji Dahlan yang mengumpulkan dan menjual barang-barang rongsokan.

Haji Dahlan, orang terkaya di Jakarta Barat adalah orang yang sangat dermawan. Dia memperlakukan keluarganya dengan penuh kasih sayang dan sering melakukan kegiatan amal. Walupun ia sering mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk beramal dan kegiatan sosial, tapi sepertinya uang dan kekayaannya bukannya berkurang namun semakin bertambah. Munir dan Ahmad akhirnya mempunyai kesempatan untuk menemui Haji Dahlan dan bertanya tentang rahasia mengumpulkan kekayaan. Haji Dahlan menjelaskan bahwa JIKA MEMANG MEREKA MISKIN, ITU DIKARENAKAN MEREKA BERDUA GAGAL UNTUK MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI CARA MENJADI KAYA. Bahwa kekayaan tidak didapatkan dengan keberuntungan semata. Haji Dahlan mengatakan bahwa hanya sedikit saja orang yang betul-betul memahami cara bagaimana menjadi kaya.

Haji Dahlan telah memahami hal ini sejak muda, oleh karena itu sedari muda ia bertekad dan memutuskan untuk mempelajari dan menguasai ilmu tersebut. Haji Dahlan menambahkan, bahwa mengetahui saja tidak cukup, dan baru setengah perjalanan. Untuk berhasil seseorang perlu mengetahui dan menerapkannya.

Haji Dahlan menjelaskan, bekerja merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan kekayaan, namun jika tidak memiliki pengetahuan dalam pengelolaan keuangan, maka selamanya kita akan menjadi pekerja dan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan yang kita inginkan.

Haji Dahlan menceritakan bagaimana kisahnya dimulai di saat ia masih muda dan mempelajari ilmu mengumpulkan uang dari seorang pengusaha besar bernama Haji Romli. Saat itu Haji Dahlan bekerja sebagai pembuat kursi kayu di tempat Haji Romli. Suatu saat, Hajii Romli meminta Haji Dahlan untuk membuat 2 buah kursi pesanan yang bentuknya benar-benar berbeda dari yang biasanya ia buat. Namun, karena beberapa hal, Haji Dahlan gagal memenuhi permintaan Haji Romli. Menjelang tenggat waktu 2 hari, Haji Dahlan masih belum menyelesaikan tugasnya. Akhirnya ia membuat kesepakatan, Haji Dahlan akan bekerja di malam hari selama 2x24 jam, dan tidak perlu menerima gaji dengan syarat Haji Romli akan memberikannya pengetahuan dan kebijaksanaaan tentang bagaimana mengumpulkan kekayaan. Haji Romli sepakat.

Haji Romli bercerita bagaimana ia mengumpulkan kekayaan di saat muda dengan cara senantiasa MEMISAHKAN TERLEBIH DAHULU DARI YANG DIDAPATKAN untuk dirinya. Haji Romli menjelaskan, jika Haji Dahlan setiap bulannya selalu menghabiskan uang dan tidak pernah bisa menyisihkan, maka ia sepenuhnya bekerja untuk sang pemilik usaha, bukan dirinya. 

Selanjutnya Haji Romli membuat kesepakatan dengan Haji Dahlan, jika ia bersedia bekerja sepenuh hati dan tanpa dibayar, maka kelak ia akan diberikan sebagian dari usahanya untuk dimilikinya. Hingga akhirnya Haji Romli meninggal, Haji Dahlan mendapatkan balasannya.

Haji Dahlan menjelaskan kepada Munir dan Ahmad, bahwa dalam bekerja, hendaknya seseorang bekerja sepenuh hati dan MENYISIHKAN SEBAGIAN PENDAPATANNYA, yang kelak akan semakin membesar jumlahnya seiring dengan waktu.

Dari Haji Romli lah Haji Dahlan mendapatkan banyak pelajaran berharga yang kini ia akan berikan secara cuma –cuma kepada Ahmad dan Munir.

1. Mulailah mengencangkan ikat pinggang
Haji Dahlan menjelaskan bawah obat pertama bagi mereka yang menderita kemiskinan dan kekurangan adalah mengencangkan ikat pinggang. Dia bertanya tentang berapa banyak yang telah mereka berdua sisihkan selama bekerja. Tidak hanya itu, uang yang disisihkan tersebut ada baiknya disimpan pada hal-hal yang bersifat produktif dan terus berkembang seperti emas dan tabungan. Ia mencontohkan bagaimana jika seorang mendapatkan gaji sebesar 2jt/perbulan tetapi ia sisihkan Rp.100.000/bulan, berapa banyak uang yang ia miliki dalam 1 tahun? Artinya, bagaimana jika ia menyimpan 500rb/bulan? Semakin membesar. Sesederhana itu.

2. Kendalikan Pengeluaran Kalian
Ahmad bertanya, bagaimana bisa ia menyimpan dan menyisihkan uang sementara kebutuhan bulanan keluarganya begitu besar? Haji Dahlan menjawab, JANGAN BINGUNGKAN DIRI ANDA ANTARA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN. Karena ada banyak sekali orang dibingungkan dengan dua hal itu. Ada banyak orang yang memiliki KEINGINAN namun dibutakan oleh diri mereka sendiri sehingga memaksakan diri. Haji Dahlan menjelaskan bahwa mereka berdua harus hidup sesederhana mungkin sehingga mereka bisa mengakumulasi kekayaan.

3. Lipatgandakan Simpanan Kalian
Langkah ketiga adalah melipatgandakan simpanan yang sudah kita miliki.Haji Dahlan menjelaskan bahwa simpanan yang mereka miliki selama ini harus ditempatkan pada tempat yang akan membuat jumlahnya semakin bertambah. Entah pada pekerjaan, usaha atau benda berharga yang semakin hari akan semakin bertambah nilainya. Dalam pengalaman saya, saya memutuskan untuk membeli beberapa gram emas, ternak dan tanah.

4. Jaga Baik-Baik
Haji Dahlan menjelaskan tentang aturan ketiga kepada Munir dan Ahmad. Bahwa penting untuk menjaga dan melindungi setiap kepingan uang yang telah kita akumulasi. Caranya adalah dengan berhati-hati dalam berinvestasi atau membeli sesuatu. Sebisa mungkin hindari resiko kehilangan uang yang telah dikumpulkan tersebut. Haji Dahlan mengatakan, janganlah tergoda dengan iming-iming bisnis dengan keuntungan melimpah dalam waktu singkat atau pengembalian yang cepat dan tanpa kerja keras, sebab untuk mengumpulkan kekayaan dibutuhkan waktu. Diskusi terlebih dahulu dengan orang yang benar-benar paham dengan usaha atau bisnis yang akan anda jalani atau investasikan.

5. Lindungi Diri Sendiri dan Keluarga,Hidup dengan penuh kedamaian
Haji Dahlan menjelaskan bahwa langkah selanjutnya yang paling penting adalah menciptakan kondisi kedamaian dan ketenangan bagi diri sendiri dan keluarga dengan cara membeli atau membangun tempat tinggal. Sehingga dalam tempat tinggal tersebut mereka akan merasa tenang, tidak memusingkan pembayaran bulanan atau kegelisahan lainnya. Haji Dahlan juga menjelaskan orang yang memiliki rumah sendiri akan menerima lebih banyak berkah.

6. Pastikan Untuk Jaminan Masa Depan
Haji Dahlan menjelaskan bahwa penting untuk bersikap antisipatif. Yaitu dengan cara mengalokasikan sebagian yang kita dapatkan untuk jaminan kesehatan dan keberlangsungan bisnis dan pekerjaan kita. Caranya adalah dengan melakukan investasi. Ia mencontohkan

7. Meningkatkan Keahlian Dalam Mendapatkan Uang

Haji Dahlan menjelaskan kepada Ahmad dan Munir bahwa keinginan untuk mendapatkan dan mengakumulasikan uang haruslah jelas dan terpatri dalam benak mereka berdua. Keinginan tersebut haruslah diwujudkan dalam sikap dan perilaku kita untuk mendidik kita dan memperbaharui cara berpikir dengan cara belajar dan meningkatkan keahlian yang selama ini kita miliki. Terlepas apapun profesi kita.

Setelah mendapatkan pelajaran berharga dan mahal dari Haji Dahlan, Ahmad dan Munir pun memulai kembali perjalanan mereka dalam mengumpulkan kekayaan dengan betul-betul mendisiplinkan diri mereka menerapkan kebijaksanaan yang mereka dapatkan dari Haji Dahlan.