“We buy things we don’t need, with money we don’t have to impress people we don’t like” Fight Club
“Kita membeli barang yang tidak kita butuhkan, dengan uang
yang tidak kita punya, untuk mengesankan orang-orang yang tidak kita sukai" Fight Club
Melalui tulisan saya saya terus belajar untuk
mengekspresiken ide, gagasan dan pemikiran serta pengalaman saya. Satu hal yang
saya pelajari dan sangat berarti adalah belajar untuk menjadi diri sendiri dan
menjadi original.
Termasuk pada tulisan saya saat ini, saya ingin berterus
terang dan apa adanya kepada teman-teman semua tentang apa yang mengganggu saya
selama ini.
Saya merasa agak sedikit kesal dan kecewa melihat apa yang
terjadi pada diri saya dan orang lain yang setiap hari berjuang mengejar ‘kesuksesan’
agar tampak di mata orang lain. Bukannya memfokuskan diri kita untuk menjadi
lebih orisinil dan apa adanya, kita semua berusaha keras untuk menyenangkan
orang lain yang menjadi penonton dalam kehidupan kita.
Kita hidup berdasarkan standar yang ditetapkan orang lain,
atasan kita, perusahaan kita, pasangan, orang tua atau teman yang kita kenal.
Seperti layaknya sebuah boneka, secara kasat mata kita dikendalikan oleh suatu
kekuatan yang tidak kita sadari yang mengendalikan kehidupan kita dan membentuk
jati diri kita.
Terkadang, identitas yang tercipta bukanlah yang kita inginkan,
bukan jati diri kita yang sesungguhnya.
Setiap saat, pilihan dan keputusan yang kita buat senantiasa
berdasarkan apa yang diharapkan orang lain, tanpa kita menyadari pengaruhnya
bagi kita. Namun pada kenyataannya, orang lain TIDAK PEDULI dengan kita.
Memangnya kita berhutang apa kepada mereka? Siapa mereka sehingga berhak
menilai, menghakimi dan bahkan menentukan arah takdir kehidupan kita ini?
Semua ini disebabkan karena tidak adanya rasa percaya diri
dan penghargaan akan diri sendiri dalam diri kita. Kita menjadi sangat peduli
tentang seharusnya seperti apa penampilan kita. Yang sejatinya tidaklah terlalu
penting.
Jika kita bisa melepaskan semua itu, kita melepaskan identitas kita
sepenuhnya, kita bisa memulai lagi membentuk jati diri kita sesuai dengan apa
yang kita inginkan.
Kita begitu peduli dan gelisah ketika kita mempertanyakan
apakah kita menjadi bagian suatu kelompok atau tidak. Apakah kita bersalah jika
berbeda? Kita khawatir jika orang tidak melihat kebaikan dan kehebatan kita.
Atau bahkan kita bersembunyi agar tidak tampak? Hingga akhirnya,
Kita senantiasa mengatakan IYA untuk setiap ajakan atau
undangan yang sebetulnya tidak kita inginkan hanya karena kita tidak mau
membuat mereka kecewa.
Kita terikat dan terbelenggu dengan pekerjaan yang
sebenarnya tidak kita sukai yang menguras habis enerji dan emosi kita, yang
sebetulnya kita tahu bukanlah pekerjaan seperti ini yang kita inginkan
Kita tidak berani untuk terus menerus berlatih satu atau dua
keahlian yang kita sukai dan betul betul penting untuk kita miliki.
Kita melakukan sesuatu hanya karena pamrih untuk mengharapkan
promosi, tepuk tangan, pujian.
Dalam keseharian, kita menjadi tertekan.
Hidup semestinya tidak harus serumit itu, kita bisa
membuatnya menjadi lebih simpel seandainya kita bersedia untuk sepenuhnya jujur
terhadap diri kita sendiri dan hidup apa adanya. Namun bagaimana caranya?
Sejauh yang saya alami, ada satu cara paling efektif untuk mengatasi semua itu.
SETIAP HARI, SETIAP SAAT KITA SELALU DIHADAPKAN PADA PILIHAN
DAN KESEMPATAN UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN.
Disitulah karakter kita diuji.
Keputusan yang kita ambil, pilihan yang kita pilih. Apakah pilihan itu
berdasarkan kehendak anda secara sadar atau berdasarkan pilihan orang lain?
Perlahan, kekuatan karakter anda akan terbentuk.
Seandainya pilihan yang telah anda ambil keliru, anggaplah
itu suatu pelajaran, karena hidup tidak selamanya akan memberikan anda
kesuksesan. Namun, jika tepat, kepercayaan diri anda akan semakin kuat. Tidak
ada jalan lain.
Perhatikan bagaimana anda mengambil keputusan setiap saat.
Jangan menunggu permisi atau izin. Percaya sepenuhnya kepada anda. Hidup ini
adalah pertunjukkan yang anda pertontonkan hanya untuk satu orang, tidak ada
orang lain, orang lain hanyalah penonton khayalan dan bayangan. Hidup yang
hanya anda pertontonkan dan tampilkan untuk anda sendiri.
Tunjukkanlah pertunjukkan terbaik yang bisa anda tampilkan,
mungkin bukan versi terbaik, tapi versi original yang betul betul diri anda.
Anda yang sesungguhnya.