Kamis, 05 Januari 2017

Akar Dari Setiap Penderitaan Anda

Image result for letting go


"You dont drown by faling in to the water. You drown by staying there"

"Anda tidak tenggelam dikarenakan anda jatuh kedalam air. Anda tenggelam dikarenakan anda diam di dalam air tersebut"

623 Tahun sebelum masehi, lahir seorang anak lelaki dari pasangan Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya Dewi. Sang anak hidup dan tumbuh di lingkungan yang serba ada, dilayani oleh para pelayan-pelayaan kerajaan. Makanan, pakaian dan semua kebutuhan tersedia.

Semasa kecil, Pangeran Siddhartha hidup dalam kemewahan dan dirawat oleh para pengasuh sebaik mungkin. Seluruh pengiringnya muda-muda, berpenampilan menarik, cantik, tampan, dan berbadan lengkap. Jika ada yang sakit, maka orang itu tidak diijinkan tinggal di istana dan akan digantikan oleh orang lain. Sang pangeran di kenakan beraneka ragam perhiasan, kalung bunga, minyak wangi dan pernak-pernik yang semerbak.

Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Channa. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup suci sebagai pertapa.

Apa yang ia lihat di luar sungguh mencengangkan hatinya, ia melihat banyak penderitaan dan rasa sakit yang dia lihat pada diri orang tua, orang yang sakit, kehilangan, kelaparan dan kemiskinan. Semuanya memunculkan banyak pertanyaan di kepalanya, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk mencari jawaban atas segala permasalahan yang ada. Ia akhirnya memutuskan untuk mencari jawaban melalui meditasi di bawah sebuah pohon yang hingga akhirnya ia dikenal dengan nama Buddha.

Saya seorang muslim, tapi saya tertarik membaca biografi seorang Sidharta, sama halnya membaca dan mempelajari biografi orang-orang besar yang berpengaruh yang telah mempengaruhi kehidupan manusia generasi demi generasi. Terlepas apa keyakinan mereka, ada banyak hal positif dan berguna yang bisa kita ambil sebagai pelajaran.

Salah satu ajaran dan nasihat yang diajarkan oleh sang Budha adalah tentang sumber penderitaan yang dialami oleh setiap manusia. Menurutnya, semua penderitaan manusia yang dia rasakan disebabkan oleh karena ketidakmampuan kita untuk ‘melepaskan’ atau ‘merelakan’

Mari kita uji asumsi dari pernyataan tersebut,

1. Stress dan tertekan
Stress dan merasa tertekan adalah suatu kondisi alami yang dialami manusia di saat seseorang mengharapkan hasil yang berbeda namun kenyataan tampak berbeda. Seseorang menjadi begitu tertekan di saat ia tidak mampu ‘melepaskan’ ekspektasi atau harapan yang dalam kenyataan tidak bisa ia penuhi atau tidak terwujud.

2. Menunda-nunda
Pernahkah anda menunda-nunda? Entah itu anda ingin menabung, berbisnis, memulai sebuah diet, mendekati wanita impian anda? Coba anda pikirkan baik-baik apa penyebabnya. Jika anda jeli dan memikirkan lebih detail, anda akan menemukan bahwa penyebab anda menunda-nunda adalah karena anda takut. 

Anda ragu, anda berharap segalanya menjadi mudah. Dan, anda tidak mampu ‘melepaskan’ semua perasaan negatif tersebut. Jika saja anda mampu ‘melepaskan’ atau ‘merelakan’ ketakutan itu, maka bisa dibayangkan apa yang bisa anda selesaikan.

3. Marah, iri, kesal atau kecewa dengan orang lain
Anda pernah merasa kesal, kecewa, marah atau iri melihat orang lain? Atau hanya sebatas kesal karena perilaku mereka? Orang yang berperilaku tidak sesuai yang anda harapkan. Anda mengaharapkan mereka berperilaku seperti yang anda inginkan. Sekarang, bagaimana jika keinginan itu bisa anda ‘lepaskan’ atau ‘relakan’?

4. Rasa takut
Takut adalah sumber dari segala hal negatif yang mungkin terjadi. Dalam segala aspek kehidupan anda. Mendapatkan pekerjaan impian anda, memulai sebuah bisnis atau investasi, menikah, memulai diet, semuanya tidak akan pernah bisa dilaksanakan jika kita masih terikat dengan rasa takut. Ketidak mampuan kita melepaskan diri dari ketakutan itulah yang menjadi akar setiap masalah yang kita hadapi. Karena kita takut, akhirnya kita menundanya, mengatakan lain kali, karena takut kita tidak berani memulainya, karena takut kita masih berkutat di tempat yang sama.

Lalu, jika memang kita sudah menyadari dan mengetahui bahwa ketidakmampuan kita untuk ‘melepaskan’ adalah sumber dari segala permsalahan yang kita hadapi, bagaimana kita mengatasinya? Apakah bisa dipelajari dan dilatih?

BISA. Saya sudah melakukannya.

Walupun saya belumlah sempurna, namun ada banyak hal yang telah saya rasakan saat kita belajar menguasai keahlian tersebut. Ada banyak hal positif yang akan terjadi dalam kehidupan anda. Hidup anda akan berubah, perlahan demi perlahan. Melalui kebiasaan dan latihan.

Berlatih dan kuasai sekarang.

Ambil contoh sahabat saya sebut saja Mr.X. Mr.X saat ini  tengah mengerjakan sebuah thesis untuk program kuliahnya. Setiap bertemu saya, saya bertanya bagaimana kelanjutan thesisnya. Ia menjawab hal yang sama selama 3 bulan berturut-turut. Bahwa ia masih belum mengerjakannya. Menurut anda, apa yang menghalanginya untuk mulai menulis lembara pertama dari thesis yang sedang disusunnya?

Dalam benaknya, ia melihat sebuah tugas yang sangat berat. Sebuah thesis. Tumpukan kertas demi kertas, riset, penelitian, persetujuan dosen, data, mengetik, merapikan, meminta tandatangan, dll.Sebuah pekerjaan atau tugas yang sangat berat. Mr.X tidak yakin bisa mengerjakannya, ia kewalahan. Ia takut gagal. Ia takut akan kelelahan atau sakit, kelelahan dalam mengerjakannya. Ia takut tugas tersebut akan menghabiskan waktu dan tenaganya. Selamanya ia berpikir demikian sampai thesis itu tidak pernah selesai dibuatnya.

Darimana rasa takut yang Mr.X alami datang? Dari sebuah harapan, dari sebuah keinginan bahwa tugas seharusnya menjadi hal yang mudah. Bahwa thesisnya bisa dikerjakan dengan sempurna dan mendapat nilai yang bagus sehingga ia bisa menyelesaikan kuliahnya. Sedangkan hidup tidak demikian adanya.

Kita selalu berharap, dalam benak kita selalu ada gambaran tentang sebuah kondisi ideal di mana segala-galanya berlangsung baik, mudah, enak, nyaman. Itu manusiawi, kita selalu mencari jalan termudah dan tercepat. Namun, jika anda tidak mengambil tindakan dan menyadari bahwa tidak mungkin selamanya kita hidup dalam kondisi ideal sesuai keinginan kita, maka selamanya kita akan terjebak dalam masalah.

Ini semua terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita,

1. Harapan akan jalanan yang bebas macet

2. Harapan akan suami/isteri berperilaku seperti yang kita inginkan

3. Harapan akan nilai ujian kuliah kita bagus

4. Harapan akan bisnis yang kita mulai menghasilkan uang yang banyak

5. Harapan akan atasan lebih mengerti dan menghargai pekerjaan kita

6. Harapan akan kita memiliki tubuh yang ideal, wajah yang tampan atau seksi dan sebagainya

Bagaimana jika sekarang anda berlatih mulai melepaskan harapan-harapan itu? Dalam artian bukan menjadi orang yang berpikiran negatif atau tanpa impian apa-apa. Namun, bagaimana jika anda melakukan saja apa yang sebaiknya anda lakukan tanpa mengharapkan hasil apapun.

Sudah alami bagi kita sebagai manusia, saat kita melakukan sesuatu, kita sudah membayangkan apa hasilnya. 

Bagaimana jika sekali ini saja anda lepaskan harapan itu?

Saat anda akan menegur atau mengajak kencan wanita itu, coba lepaskan harapan anda akan diterima atau ditolak. Lakukan saja tanpa mengharapkan apa-apa. Lakukan saja karena anda ingin melakukannya karena anda menyukai wanita itu.

Saat anda akan memulai sebuah investasi, lakukan saja dan lepaskan harapan bahwa kelak anda akan kaya raya. Lakukan saja karena anda merasa yakin itu adalah tindakan produktif dan penting yang harus anda ambil.

Saat anda ingin memulai olahraga, lakukan saja dan lepaskan harapan bahwa dalam waktu dekat anda akan menjadi orang yang seksi, dengan berat badan ideal. Lakukan saja.

Lepaskan.

Apa yang anda akan lepaskan saat ini?