Rabu, 24 Oktober 2018

Kerinduan Yang Abadi



"Dalam diri manusia, terdapat kerinduan abadi" William Shakespeare


Blog ini memanggil-manggil kembali setelah sekian lama vakum karena sibuknya pekerjaan dan karir. Sudah hampir satu tahun lebih saya tidak menulis apapun di blog ini. Sudah saatnya, saya kembali karena banyaknya pembaca yang menanyakan tulisan-tulisan saya. Saya masih menulis seperti biasa, bahkan dalam level yang lebih baik lagi, menulis sebuah buku.

Anda dan saya kita sama-sama merindukan sesuatu jauh dalam lubuk hati kita.

Bosan adalah perasaan yang menyesakkan dada dan melumpuhkan setiap otot dan urat-urat syaraf dalam tubuh kita. Keberadaan seorang manusia yang begitu fana dan mikro dalam lingkaran universal yang begitu luas dan tak terbatas. The Milky way, Andromeda, begitu kecil kita, namun begitu menyesakkan dada setiap frustasi dan kekecewaan yang kita alami.

Apakah mungkin bahwa pusat alam semesta ada dalam partikel tubuh manusia yang terkecil? Bahwa rahasia alam semesta terletak dalam bagian sel tubuh manusia yang terkecil yang tidak bisa kita lihat? Jika memang hal itu sudah kita fahami, kenapa kita takut dan khawatir? Kenapa kita masih terdiam memandangi layar kosong pada komputer kita? Kenapa kita tidak langsung saja menginvestasikan seluruh keuangan kita untuk sebuah pergeseran finansial yang signifikan? Kenapa kita tidak pulang saja, diam dirumah dan meratapi tembok kosong lalu mereset kembali seperti apa yang saya lakukan sebelum-sebelumnya? Kenapa kita tidak bisa mengambil keputusan saat ini juga?

Tidak ada yang tidak tergantikan, semua orang tergantikan. Kepahitan, kepedihan, kesenangan sama persis dirasakan oleh siapapun yang berjalan, bernafas dan makan di bumi ini. Kadarnya pun sama, tidak ada perasaan yang lebih menyakitkan, lebih membahagiakan, lebih emosional, semua tentang persepsi kita masing-masing. Dunia ini adalah pikiran kita. Refleksi pemikiran kita. Kenapa kita begitu khawatir? Sementara Tuhan melihat dan menjaga kita serta melindungi? Dan dalam kodratnya kita telah ditetapkan jalan yang sudah pasti akan kita lewati?

Darimana kah datangnya kerumitan ini selain dari buah pemikiran kita sendiri? Ilmu telah mengutuk kita. Benar kata filsuf besar, bahwa mereka yang berilmu akan dikutuk dengan pemahaman bahwa semakin misterius dan dalam misteri kehidupan ini. Semakin besar pula penderitaan yang mereka rasakan.

Lepaskanlah kerinduan anda, utarakan dan ungkapkan dalam bentuk tindakan yang nyata.
Nyatakan cinta anda kepada gadis itu sekarang, jangan khawatir dan takut akan penolakan.
Menulislah untuk saya,
Meminta maaflah dan jalin kembali tali silaturahmi yang telah putus dengan saudara anda,
Segeralah pergi untuk berinvestasi dan berikhtiar,
Berlarilah, segera optimalkan sepatu olahraga anda,

Saya akan kembali menemani hari hari anda,
Karena ada kerinduan abadi dalam diri saya,