1 January
“An unexamined life is not worth living”
“Hidup yang tidak teruji, tidak layak untuk dijalani”
Buya Hamka
merupakan sosok ulama besar. Ia pernah mengatakan, hidup jika sekedar hidup,
babi di hutan juga hidup, kerja jika sekedar kerja, kera di hutan juga bekerja.
Betapa dalam pemikiran beliau sangat memahami betul mengenai makna kehidupan
yang penuh misteri ini. Jangan pertanyakan siapa Tuhan dan kenapa anda
dilahirkan dalam keadaan penuh tantangan dan rintangan.
Dalam pengalaman
pribadi, saya menemukan bahwa betapa faktor keberuntungan itu ada dalam hidup
ini. Dan anda tidak bisa merengek meminta keadilan. Tentang kenapa dia atau
orang lain begitu sangat beruntung dan diberkati. Kenapa wajahnya lebih tampan
dan cantik? Kenapa ia begitu mudahnya menjalani kehidupan hanya karena
mendapatkan warisan? Kenapa ia beruntung mendapatkan pria itu? Kenapa ia
mendapatkan pekerjaan di tempat yang lebih baik? Percayalah sahabat, anda hanya
melihat permukaan yang tampak di luar.
Saya ingat betul
bagaimana saya berangkat menuju Jakarta hanya dengan beberapa lembar baju, satu
lembar ijazah, satu buah sajadah dan sebuah gitar jelek di tahun 2005.
Tinggal dengan menumpang teman saya yang bekerja sebagai buruh bangunan di
daerah kumuh Jiung, Kemayoran, yang terbuat dari beberapa bagian triplek rapuh.
Tersesat, tanpa tahu jalan, hanya untuk mengikuti pelatihan orientasi sebagai
karyawan di sebuah perusahaan penerbanagan dengan gajji hanya Rp.1.250.000,-.
Keadaan di sekitar saya boleh begitu kumuh, kusut, kotor dan mengkhawatirkan,
namun, pikiran saya tidak boleh kecil dan kumuh. Pikiran anda harus besar.
Untuk apa? Untuk menjalani ujian kehidupan tersebut. Lalu bagaimana anda
merawat dan menjaga pikiran anda? Dengan membaca para pemikir besar. Itulah
alat anda mengarungi kehidupan yang keras ini. Pikiran anda. Dan jika anda
tidak memiliki keberuntungan, anda harus mencarinya dengan membaca dan
menerapkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Jujur, saya
mungkin tidak seberuntung anda. Anak ketujuh dari tujuh bersaudara, kedua orang
tua hanyalah sebagai petani di sebuah pedesaan kecil di kabupaten Cianjur. Sudah
tahu saya dilahirkan tidak terlalu beruntung dalam keadaan ekonomi, saya
menambah kerumitan dengan berperilaku kotor dan penuh kesombongan. Maka, hal
itu semakin memperburuk keadaan dalam tahun-tahun yang saya jalani. Atas nama
kesombongan dan hidup kebanyakan gaya hanya karena sudah mendapatkan
penghasilan, semua membawa kehancuran dan keterpurukan. Puncaknya adalah ketika
takdir pernikahan datang di akhir tahun 2012 di saat usia saya dua puluh
sembilan. Saya tidak memiliki apa-apa sama sekali setelah bekerja selama tujuh
tahun dengan penghasilan yang lumayan besar pada saat itu. Bagian yang paling
menyedihkan adalah ketika saya harus mampir ke ATM dan meguras semua gaji yang
baru masuk di hari-hari terakhir penyerahan uang bekal pesta pernikahan.
Ada juga puluhan
kekecewaan dan kegagalan ketika saya masih muda, berjuang ingin tampak seperti
orang lain pada umumnya. Mempunyai seorang pacar, jalan-jalan dan bermesara-mesraan.
Panjang dan berliku. Dari semua perempuan yang didekati, hanya beberapa yang
mau menerima cinta yang saya obral dan jual. Ini merupakan kenyataan pahit
mengetahui bahwa anda bukanlah orang ganteng seperti kebanyakan.
Yang paling besar
ujiannya adalah di saat saya mencoba menjalani berbagai macam bisnis dan usaha
yang jika di total menghabiskan ratusan juta rupiah. Berbisnis rental play
station, membuka warung nasi bebek, membuka usaha jamur merang dengan modal
puluhan juta dan nyaris tidak ada yang kembali dari modal tersebut, semua
merupakan hasil dari sebuah gagasan bahwa HIDUP YANG TIDAK TERUJI, TIDAK LAYAK
UNTUK DIHIDUPI. Ratusan interview dan lamaran hanya untuk mengejar cita-cita
menjadi seorang trainer, menciptakan stress, frustasi dan kegagalan, semua
menjadi warna yang indah untuk dikenang ke belakang.
Oleh karena itu,
jangan berkecil hati. Jangan mengeluh, jangan pertanyakan kenapa Tuhan
menempatkan diri anda. Lingkungan anda boleh begitu kecil dan kumuh, tapi PIKIRAN
anda lah yang akan menentukan apakah anda bisa keluar dari keadaan tersebut. Inilah
kebenaran yang sangat memberikan kejelasan. Dunia anda, realitas anda,
diciptakan oleh pikiran anda. Pikiran anda membentuk perilaku anda.
Setalah kesulitan,
pasti ada kemudahan. Saya tidak tahu apakah Tuhan sedang menguji anda atau
tidak. Tapi kembali lagi kepada apa yang Plato tuliskan ribuan tahun lalu.
Hidup itu harus menyala, jangan sekedar hidup, makan, minum, tidur. You need
chaos in your life to give birth for a dancing star. Harus ada kepahitan agar
anda menemukan manis. Harus ada kegelisahan agar anda menemukan kedamaian.
Apa yang bisa anda
lakukan hari ini?
Refleksikan
sejenak seluruh pengalaman buruk di masa lalu anda. Bagaimana pengalaman tersebut
membentuk jati diri anda yang sesungguhnya. Lihatlah keberhasilan-keberhasilan
anda di masa lalu. Ingat dan hitunglah berkat yang Tuhan telah berikan. Ingat
ketika anda berjuang untuk lulus kuliah, menjalani beratnya masa-masa sekolah
dan kuliah. Ingat bagaimana perjuangan anda mencari pekerjaan pertama kali,
menemui klien, mencicil rumah, menjemput kekasih anda yang sekarang menjadi
isteri anda. Lihatlah semua itu. Betapa semua pengalaman pahit tersebut yang
membentuk jati diri anda yang sesungguhnya. Pencapaian anda tidak akan setinggi
kejatuhan dan kepahitan yang telah anda alami dan rasakan.
Oleh karena itu,
lipatgandakan kegagalan dan kesakitan anda. Taklukkan diri anda, disiplinkan
diri anda. Iron will. Mental, kekuatan, ketabahan, keikhlasan.
Ingat, hidup yang
tidak diuji, tidak layak untuk dijalani.