Selasa, 19 Januari 2016

Bagaimana Berhenti Mencintai Orang Yang Berhenti Mencintai Anda



"Heartbreak changes people"


Tulisan ini saya dedikasikan untuk mereka yang ‘patah hati’, yang tersakiti atau yang dikecewakan karena cinta.

Latar belakang penulisan ini adalah karena beberapa waktu yang lalu sahabat saya mencurahkan isi hatinya perihal rasa sakit yang ia alami saat ditinggalkan oleh orang yang selama ini ia cintai. Lebih buruk, pasangnnya itu berselingkuh dan membohonginya, hingga akhirnya pasangannya memutuskan untuk berhenti mencintainya dan meninggalkannya.

Seijin sahabat saya tersebut, saya akan menceritakan sedikit pengalamannya.

Suatu hari ia bertemu dengan pasangannya dalam sebuah kegiatan amal. Tidak disangka, dalam percakapan itu diketahui sebuah fakta bahwa ternyata mereka pernah bersekolah di sekolah yang sama pada saat sekolah menengah pertama, namun berbeda kelas. Seperti kebanyakan awal suatu hubungan, pertemuan dan percakapan tersebut berlanjut ke percakapan di telepon dan social media.

Sesekali mereka memutuskan jalan bersama, menonton, travelling dan saling berbagi kebersamaan hingga akhirnya mereka mengikatkan diri sebagai pasangan kekasih. Mereka saling mendukung, saling berbagi, bersama-sama. Masa-masa yang indah di awal sebuah hubungan percintaan.

Tanpa terasa, 4 tahun mereka jalani hubungan tersebut, terlepas di dalamnya terjadi konflik dan perbedaan. Masalah mulai muncul, ketika pasangannya memutuskan berpindah kerja. Ia menerima tawaran pekerjaan baru, dengan penghasilan yang lebih besar dan tentu saja tantangan yang lebih besar juga. Secara tidak langsung, inilah yang menjadi titik awal keretakan hubugan mereka.

Sang pria mulai sibuk dengan tugas dan pekerjaannya. Ia berubah. Ia jarang menghubungi kekasihnya, bahkan di waktu libur pun, ia terkadang harus lembur dan pergi keluar kota. Ia menyadari bahwa ada yang salah dan berubah. Ia menyadari dan merasakan bahwa hubungannya dengan kekasihnya yang ia telah jalin selama 3 tahun tersebut kini sudah tidak seperti dulu.

Ia ingin memperbaikinya, tapi seolah-olah ia terjebak dalam rutinitas dan dilema antara kepentingan karirnya. Dan yang paling ia tidak sadari, ia kesulitan bagaimana memecahkan masalah tersebut atau bagaimana mengkomunikasikannya. Si wanita mulai sering mengeluh. Lebih banyak perdebatan, pertengkaran. Namun puncaknya,

Adalah ketika si pria mulai berkenalan dengan rekan sekerjanya di kantor barunya. Ia menemukan sosok yang berbeda. Lebih mendukung, lebih cantik dan lebih perhatian dibanding pasangannya.

Beberapa bulan si pria mencoba menahan godaan untuk berpindah ke lain hati, sampai akhirnya ia tak kuasa menahannya lagi dan ia memutuskan untuk meninggalkan kekasihnya dan berhenti mencintainya.

Hubungannya kandas. Si gadis kecewa. Bukan apa-apa, mereka berdua sebelumnya sudah berkomitmen bahwa mereka akan menikah tahun 2016.

Apa yang terjadi sebenarnya? Apa yang harus dilakukan si gadis saat si pria sudah berhenti mencintainya, sementara ia masih mencintainya? Ia ingin mengalah saja rasanya, namun semua sudah terlambat.

Jika anda mempunyai pengalaman yang sama, tersakiti atau dikhianati, atau dikecewakan, semoga langkah-langkah berikut ini bisa membantu anda.

1. Buang segala hal yang akan membuat anda mengingatnya

Selama anda menjalin hubungan dengannya, pasti ada beberapa benda yang akan membuat anda langsung mengingatnya. Entah itu foto, hadiah yang pernah diberikannya atau tempat-tempat tertentu yang sering anda berdua kunjungi.

Tugas anda yang pertama adalah memusnahkan semuanya. Buang, bakar atau berikan kepada orang lain. Jangan berikan tempat sedikitpun atau ruang sedikitpun yang akan mengingatkan anda kepada dirinya yang akan mengungkit rasa sakit hati dan kekecewaan anda.

2. Tidak ada namanya ‘yang paling spesial’ dan ‘hanya satu-satunya’
Ini adalah omong kosong. Ini adalah fantasi dan kata-kata berlebihan yang pernah ada dalam sebuah romans. Yang ada hanya dalam sebuah novel percintaan yang bahagia atau sebuah drama percintaan. Dalam kenyataan, sampai anda benar-benar memutuskan menikah dengan pasangan anda, tidak ada istilah ‘hanya satu-satunya’. Hati-hati dalam pikiran anda jika anda berpikir bahwa pasangan anda adalah satu-satunya wanita atau pria yang paling anda cintai. The special one.

Lain halnya jika anda sudah menikah, maka pasangan anda layak dijadikan sebagai the one and only.

Selama anda belum menikah, jangan berlebihan memperlakukan pasangan anda.

3. Ego anda yang tersakiti, bukan perasaan atau fisik anda
“Tidak ada yang bisa menyakiti anda tanpa seijin anda”.

Saya tahu anda kecewa, saya bisa merasakan anda marah, menyesal, sedih, kecewa dan sebagainya. Tapi coba berhenti dan berpikir sejenak. Bagian mana dari diri anda yang tersakiti? Kalau anda mau berpikir jernih, sebenarnya ego anda lah yang tersakiti. Bukan perasaan atau fisik anda. Dan kabar baiknya untuk anda, anda adalah orang yang sepenuhnya mengendalikan perasaan anda itu. Anda bisa terus menyesali dan bersedih atau anda bisa mengambil sikap berbeda. Melupakannya atau bahkan yang paling saya suka, MENERTAWAKANNYA. Konyol dan terkesan menyepelekan? Memang! Masalah ada sesungguhnya sepele, jika dibandingkan masalah yang lebih berat yang dihadapi orang lain.

4. Berhenti melihatnya (langsung maupun di social media)
Kesalahan umum yang dilakukan orang yang baru putus atau dikecewakan adalah mereka masih terus mengikuti dan mengintip apa yang dilakukan mantan pasangannya. Entah sekedar ingin tahu atau mungkin mereka memang senang jika merasakan sakit dan mengingat masa lalunya. Block semua social media yang akan membuat anda melihatnya. Demikian juga hindari untuk bertemu dengannya. Lupakan secara sepenuhnya.

5. Jangan mengenang memori di masa lalu anda
Saat anda sendiri dan tidak melakukan apa-apa ,pikiran anda pasti akan fokus kepada masalah yang sedang anda hadapi. Oleh karena itu, tugas anda yang utama adalah berhenti memikirkan tentang dirinya maupun kenangan yang pernah anda lakukan bersama. Bagaimana melakukannya? Buat diri anda sibuk. Cari kegiatan positif. Lakukan pekerjaan atau tugas yang selama ini anda tunda-tunda. Travelling sendiri, bertemu sahabat anda, menghabiskan waktu lebih banyak dengan sahabat anda, mengerjakan hobi anda, belajar, membaca buku novel petualangan dan sebagainya.

Penuhi dengan kegiatan positif.

6. Cari bantuan sahabat anda
Bicaralah hati ke hati dengan sahabat anda. Mereka dengan senang hati akan mendukung anda dan akan selalu ada di samping anda melewati masa-masa berat yang anda jalani.

7. Mulai jalin hubungan yang baru
Buka perasaan anda untuk orang lain, untuk sahabat anda yang mungkin siap berbagi dengan anda. Selektif boleh, namun jangan sampai anda merasa trauma atau takut berlebihan. Jalani saja.

Sahabatku, tidak perlu gelisah dan khawatir. Jika semua hal di atas telah anda coba, namun anda masih belum berhasil melupakannya, saya tidak tahu apa lagi yang harus anda lakukan. Jika memang demikian, masalahnya ada pada diri anda yang memang tidak mau melepaskan.

Lepaskanlah, biarkanlah ia berlalu. Layaknya seperti angin yang berhembus melewati tubuh anda. Berlalu, menghilang…

Anda adalah yang terbaik, tercantik, tertampan. Jangan rusak diri anda.

Semoga menginspirasi