Kamis, 05 September 2013

Menggapai Ketenangan: Meraih Kebahagiaan Sempurna




الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗأَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ 

الْقُلُوبُ

“yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh lah, hati menjadi tentram”

Tak peduli siapapun orangnya, apapun jabatannya, di manapun ia berada, berapa banyak harta yang dimilikinya, siapapun pasti menghadapi masalah. Kita sudah pernah merasakan hal ini dan melihat orang lain juga merasakan hal yang sama.

Rasa sakit yang terkadang akut dan mendalam, penuh kekhawatiran, kegelisahan dan datang berulang-ulang. Dada terasa pengap dan sempit, langit hitam seolah menggelayuti mata hati kita, sebuah jalan tak berujung dan tanpa arah..Tersesat.

Mengejar impian kita memang dipenuhi jalan terjal dan berliku. Semua hambatan itu datang dari Alloh semata-mata untuk menguatkan kita dan menguji kita apakah kita pantas ditempatkan di tempat yang ingin kita tuju. 

Dalam mengejar impian kita,terkadang kita berhasil dan terkadang gagal, dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Cara anda menghadapi kegagalan dan masalah yang menghadang akan menentukan akibat selanjutnya. Hal itu akan menguji sejauh mana keimanan anda. Jika anda mengeluh, mengumpat, frustasi dan menyalahkan Tuhan dan orang-orang di sekeliling anda, niscaya beban anda akan berlipat ganda.

Ada pula orang yang lari dari masalah dengan mencari penawar dengan menggunakan ‘obat’ yang sifatnya sementara seperti alkohol, narkotika, klub malam, seks, belanja,menonton dan aktifitas-aktifitas tanpa makna.

Semua itu memang membuat kita lega, seolah kita lupa akan masalah yang sedang kita hadapi. Tapi kita tahu, itu sifatnya hanya sementara. Aktifitas-aktifitas itu hanya menyembuhkan kita di permukaan saja. 

Kebimbangan, kegelisahan akan datang sewaktu-waktu, kembali mendatangi kita. Ia menunggu di relung hati kita yang gelap, menunggu untuk datang dan mengganggu kita lagi.

“yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh lah, hati menjadi tentram”

Ayat di atas menunjukkan kita bahwa kita BISA menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang permanen dalam sanubari kita yaitu dengan cara mengingat Tuhan. Cara kita mengingat Tuhan tertuang dalam ibadah yang kita laksanakan setiap hari. Namun..

Belum tentu ada orang yang sering sembahyang, sering sholat dan sering menjalankan ibadah hatinya bisa dekat dengan Tuhan. Kita juga sudah menyaksikan hal itu di mana banyak orang yang sering ibadah namun buruk perangainya dan terombang ambing dalam kebingungan.
(saya akan membahas tentang khusyu dalam solat di postingan yang lain)

Lalu bagaimana kita meraih kedamaian dan ketenangan di antara berbagai masalah yang datang menguji kita? Berikut saya berikan cara-cara sederhana yang bisa anda praktekkan mulai saat ini juga,


1. Sadar/Istighfar
Nabi Muhammad dikisahkan memiliki kebiasaan menundukkan kepala saat beliau berjalan di keramaian atau saat keluar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa beliau senantiasa bertasbih untuk selalu menjaga kesadarannya, fokus akan tujuan hidupnya.
Kesadaran ini bisa kita latih melalui shalat yang kita jalankan setiap hari. 

Lima waktu seolah telah diatur sedemikian rupa, karena di waktu-waktu tersebut biasanya kita lalai atau pikiran kita 'terpeleset 'hingga akhirnya kita sholat dan menyadarkan kita kembali. Tuhan memberi anda 86.400 detik kehidupan hari ini, sudahkah anda mengucapkan istighfar?

Sadar dan sadarilah bahwa ini adalah hidup anda sepenuhnya. Apa yang anda alami dan rasakan adalah akibat keputusan anda, kembalikan semua kepada Alloh dan mohon petunjuknya, anda akan menemukan bahwa sesungguhnya Alloh menjaga anda sedemikian rupa.

2.  Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk itikaf/meditasi
Lakukan dengan penuh penghayatan, berkonsentrasi saat berkomunikasi dengan Tuhan. Tegakkan posisi anda, ucapkan beberapa kalimat tasbih dan do’a. Bayangkan hal-hal positif yang sudah anda rasakan dan alami. Introspeksi diri anda, lihat ke dalam, lihat lebih dalam. Sisihkan lima menit satu hari dalam hidup anda, namun manfaatnya luar biasa besar.

3. Menulis daftar karunia Tuhan
Pada jurnal anda, setiap pagi atau setiap malam sebelum tidur, tulislah hal-hal yang merupakan anugerah yang diberikan Tuhan. Bayangkan, kita telah dilindungi dan dijaga sedemikian rupa semenjak kita masih dalam janin. 

Saat kecil, ada orang tua kita yang menjaga dan merawat kita. Saat kita dewasa, kita ditunjukkan jalan untuk mendapatkan pekerjaan sehingga bisa menafkahi keluarga kita. Otot-otot dalam tubuh kita yang masih bisa bergerak, lidah yang masih bisa mengecap, sungguh betapa besar karunia Tuhan. Nikmat mana lagi yang kita dustakan?

4. Membaca Qur’an
Bacalah walaupun satu ayat. Namun baca dengan arti dan tafsirnya. Jangan hanya di bibir saja. Resapi maknanya. Misalkan saat membaca Bismillahirrahmaanirrahim, jika anda mau mendalami dan menyelaminya, tidak  cukup waktu satu jam. Ar-Rahman, yang kasihnya begitu dalam dan tidak tergantikan, Ar-Rahim, yang kasihnya abadi tidak akan pernah terputus sampai kapanpun.
Mulailah membaca Quran dengan Bismillah saat ini juga..

5. Pengulangan dalam pikiran
Coba anda katakan sekarang kata-kata berikut ini berulang-ulang..
Indah, anugerah, nikmat, Alloh, bunga..
Para psikolog telah menemukan bahwa mantra atau incantation secara alamiah akan mengeluarkan hormon-hormon endorphin kedalam tubuh kita. Perasaan damai, ekstasi akan rasa penuh nikmat dan syukur. Sering-seringlah melakukan pengulangan dalam pikiran anda akan hal-hal positif.

Kegiatan mengingat Tuhan secara sadar, fokus dan penuh makna akan mengkristal dalam diri anda sehingga menguatkan IMAN anda. 

Iman adalah tentang rasa yakin anda bahwa Tuhan ada, bahwa Ia ada membimbing, menjaga dan melindungi kita. Perlahan perasaan damai itu akan menggantikan kegelisahan, kekhawatiran dan kebimbangan anda akan masalah.

Inilah cinta yang tertinggi dan inilah obat yang terbaik serta jalan menuju kedamaian yang sempurna,


Semoga Alloh senantiasa menyertai langkah kita,