Selasa, 10 September 2013

Menyembuhkan Luka Karena Cinta



"Love hurt is a language that the blind can see, the deaf can hear and the heart feels forever" Shannon Alder

"Sakit hati karena cinta adalah bahasa yang bisa dilihat oleh orang buta, didengar oleh orang tuli dan dirasakan oleh hati selamanya" Shannon Alder


Bayangkanlah..Anda telah memimpikan cinta yang anda miliki sedemikian rupa. Anda telah memberikan segala yang anda miliki. Anda telah mengorbankan waktu, uang, tenaga, pikiran dan perhatian anda untuk seseorang yang anda percaya. Lebih jauh lagi, anda telah mempercayakan diri anda sepenuhnya kepada orang tersebut. Segala-galanya.

Tiba-tiba saja, anda 'ditikam' dari belakang. Anda diduakan, anda dicampakkan begitu saja, ditinggalkannya begitu saja dengan berbagai macam alasan.Dengan alasan merasa tidak cocok lagi, berhenti sejenak, fokus bekerja, kuliah atau alasan lainnya, padahal sebenarnya ia telah menemukan orang lain sebagai calon pengganti anda. Atau memang perpisahan anda telah anda sepakati bersama dan anda menyadari itu demi kebaikan anda berdua. Semuanya sama saja, pada intinya anda mengalami 'patah hati'.


Impian itu tiba-tiba musnah, bayangan masa depan yang indah hancur berkeping-keping. Apalagi jika anda teramat mencintai orang tersebut. Apalagi jika orang itu sangat cantik atau tampan. Anda mungkin berpikir tidak akan lagi mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan sosok secantik atau setampan mantan anda.

Menyembuhkan diri dari luka karena cinta bukanlah perkara mudah. Ada yang bisa melaluinya dalam beberapa hari, namun banyak juga yang mengalami trauma dan menyebabkan hal yang cukup fatal, tidak lagi mempercayai orang lain. Terutama mereka yang disakiti berulang kali, hingga akhirnya mereka menjadi orang yang 'tidak dapat disentuh', tidak lagi mempercayai siapapun yang mendekati mereka.

BERHENTI MENCINTAI BUKANLAH PILIHAN. Saya ulangi, berhenti mencintai bukanlah pilihan. Saat orang lain menyakiti anda, meninggalkan anda, karena berselingkuh, pergi ataupun meninggal memang hal itu menyakitkan, namun sebaiknya hal itu tidak membuat anda berhenti untuk mencintai. Justru hal itu akan memberi manfaat yang luar bisa untuk hubungan anda selanjutnya.

Lalu bagaimana kita sebaiknya melanjutkan kehidupan kita dan merajut cinta yang baru, menyembuhkan diri dari luka? 

Berikut adalah 8 langkah yang saya kumpulkan dari pengalaman, diskusi, buku dan masukan dari mereka yang berpengalaman dalam menyembuhkan luka karena cinta,

1. Lalui jalannya, bukan menghindarinya
Anda tidak boleh lari dari kenyataan, justru anda harus menghadapinya dengan berani.
Saya mengakui, bahwa dengan diam dan menghadapi serta merasakan rasa sakit adalah hal yang berat. Namun justru itulah yang harus dilakukan. Tidak ada jalan pintas. Hadapi dan rasakan.

2. Melepaskan diri
Sumber dari penderitaan adalah karena kita melekat kepada suatu materi. Terikat akan suatu materi. Budha mengajarkan 'seni melepaskan' agar kita tidak lagi tergantung akan hal-hal eksternal sifatnya. Kebahagiaan dan kehidupan anda ditentukan oleh anda sendiri. Bukan oleh orang lain atau bahkan orang yang telah menyakiti anda. Katakan,
"Aku adalah nahkoda kapal kehidupanku sendiri. Akulah yang menentukan bahagia atau tidaknya kehidupanku. Bukan orang lain". Mulai sekarang buang semua barang-barang, foto atau apapun yang akan mengingatkan anda pada orang tersebut. Satu hal lagi, jangan mata-matai orang itu lewat facebook atau media sosial lainnya. Terputuslah sepenuhnya.

3. Tuliskan daftar kekuatan anda
Ambil selembar kertas atau tulis pada jurnal anda daftar 10 kelebihan anda. Jangan berpikir bahwa anda tidak memiliki kelebihan apapun. Anda pasti memiliki 10 kekuatan yang mungkin tidak anda sadari. Dengan menyadari kelebihan kelebihan anda serta kekuatan anda, anda akan melihat dengan sudut pandang baru. Bahwa anda sebenarnya baik-baik saja dan anda memiliki banyak modal berharga untuk mulai mencari cinta yang baru.

4. Menolong orang lain
Saat saya dalam kesulitan, kesedihan, saya selalu mencari peluang untuk menolong orang lain. Siapapun yang anda temui, cari tahu apa kepedihan dan bantuan apa yang dia butuhkan. Menolong orang lain akan membantu anda mengalihkan rasa sakit yang anda alami.

5. Tertawa dan menangislah sepuasnya.
Para psikolog telah mengungkap fakta bahwa dengan tertawa lebih sering atau menangis akan semakin memperkuat mental dan emosional anda. Contohnya, saat anda selesai menonton film drama yang menguras air mata, anda pasti merasakan perasaan damai dan bahagia bukan?

6. Beraktifitas
Berenang, berlari, olah raga atau melakukan aktifitas yang membutuhkan banyak gerakan akan membuat diri anda merasa lebih baik. Jangan kurung diri anda, melamun atau meratapi diri di kamar sendirian. Lakukan hal-hal yang anda tunda selama ini. Pergilah keluar rumah, berjalan kaki dan bertemu orang lain membicarakan hal-hal yang menarik. Walaupun pikiran anda akan terus memikirkannya, namun perlahan-lahan bayangan itu akan pudar seiring anda semakin terikat dengan aktifitas yang anda lakukan.

7. Ciptakan dunia baru
Mencari kenalan baru, mengikuti sebuah kursus dan berteman dengan orang baru, lebih dekat dengan teman anda yang tadinya jauh. Pokoknya ciptakan dunia sosial yang baru dan lebih memberikan anda peluang untuk melupakan mantan pasangan anda

8. Mencari harapan baru
Harapan bisa ditemukan melalui meamaafkan. Butuh kekuatan besar untuk memaafkan. Menurut saya salah satu jalan terbaik untuk membalas sakit hati yang anda rasakan adalah dengan memaafkannya dan melanjutkan hidup anda apa adanya. Percayalah, jika anda ingin membalas sakit hati yang anda rasakan, cobalah untuk memaafkannya. Jika anda ingin memberinya kesempatan lagi, itu terserah anda, namun bagi saya lebih baik memaafkan dan melupakannya serta mencari harapan baru yang mungkin masih terbuka lebar di luar sana.

Cinta seharusnya indah. Cinta adalah sebuah proses. Untuk merasakan keindahan cinta dan kecupan manis yang sesungguhnya dari sebuah bibir yang terpilih anda harus mampu menyelaminya hingga merasakan perihnya juga.

Semoga bermanfaat,

"Knowing when to walk away is wisdom. Being able to is courage. Walking away with your head held high is dignity"

"Tahu kapan harus pergi melangkah adalah suatu kebijaksanaan. Mampu menghadapinya adalah suatu keberanian. Mampu melangkah maju dengan kepala tegak adalah sebuah kehormatan"