Selasa, 12 Agustus 2014

Pesan Singkat Untuk Anakku




Oh hidup,

Yang fana, yang kemilaunya membuat hati berbinar-binar. Menipu dan memanipulasi. Melalui harta, kekuasaan, pengaruh, pujian, ketenaran. Keinginan yang tak terkekang. Yang tidak akan pernah usai dan tuntas. Yang manusia banyak dibelokkan menjadi manusia hina dan rusak.

Cinta, yang begitu berbahaya dan kejam. Mengiris-ngiris setiap belah kehidupan menjadi bagian-bagian kecil tanpa makna. Menghancurkan harapan dan keyakinan akan kesetiaan dan janji.

Anakku yang cantik, yang manis, yang senyumanmu menjadi cahaya mentari. Yang kehadiranmu membawa kegembiraan, cahaya terang, warna-warni kehidupan, cinta yang murni di dalam rumah kami. Kau adalah cinta kami yang terbesar. Cinta ayah dan bunda.

Melodi Apollonia, engkau adalah berlian. Engkau adalah cahaya terang dalam kegelapan dan pekatnya malam. Engkau adalah api panas dalam kedinginan yang menusuk dalam kesepian dan kesendirian hidup kami. Engkau adalah segalanya bagi kami.

Anakku,

Ayah dan Ibu menulis ini agar kelak engkau membaca dan memahami betapa besar cinta dan kasih sayang kami untukmu. Engkau, aku, bunda, semua orang, semua benda di alam semesta ini adalah zat yang fana. Material yang akan menua, membusuk, mati dan kembali ke Sang Asal.

Jagalah kesehatanmu, jadilah dirimu yang sebenarnya. Jadilah ia yang selalu membawa keindahan dalam hidup melalui perhiasan senyuman, kesopanan, kecerdasan, kebaikan hati dan tanggung jawab. Tanganmu yang begitu mungil, hanya sebesar dua jari ayah, kelak akan menjadi tangan yang kuat dan perkasa. Bibirmu yang merah seperti jambu, manis, harum dan elok, kelak akan menjadi bibir yang akan mengeluarkan kata-kata dan kalimat-kalimat Ilahi dan kesopanan. Yang akan membangkitkan semangat orang lain dan menyejukkan hati siapapun yang mendengarnya.

Maafkan kami jika kami terlalu sibuk mengurusi masa depan keluarga. Maafkan ayah dan bunda jika engkau merasakan kurang perhatian dan kasih sayang yang kami berikan. Maafkan ayah yang tidak bisa menjadi seorang dokter yang bisa langsung menyembuhkan sakitmu. Maafkan bunda yang tidak bisa menjadi suster yang baik, yang penuh perhatian.

Tapi, malam tadi, kami membatasi tidur kami. Kami membuat tidur kami sedikit-sedikit terjaga. Malam tadi ayah panik, Ibu juga. Malam tadi ayah menangis, mengeluarkan air mata ketika melihat keceriaanmu hilang karena sakit. Ayah dan Bunda tak kuasa menahan sakitnya hati ini melihatmu yang berjuang untuk sembuh.

Ayah yakin, sakit yang engkau rasakan saat ini akan membuatmu kuat. Akan membuat kami kuat.

Lekas sembuh nak,
Ayah dan Ibu sayang kamu,